“Soal Pasien Kista” Hasil Sweb Positif Covid 19, Tapi Pasiannya Sehat. Korban merasa di rekayasa, Pihak RSUD dikutuk Korban

Pasien Kista. Martha E. Mbuik

ROTE NDAO. pena-emas.com. Soal Martha Eritha Mbuik (30) Warga Desa Modosinal Kec. Rote Barat Laut – Kab. Rote Ndao – NTT yang gagal jalani operasi penyakit Kista yang dideritanya karena pihak RSUD Baa menunda operasi pasien ini dengan alasan terkonfirmasi Covid 19.

Kepala Dinas Keshatan Kabupaten Rote Ndao. dr Suardi sebagai Kordinator Bidang IV (Bidang penanganan Kesehatan) Satgas Penanganan Covid19 Kab. Rote Ndao, membenarkan kalau Martha Eritha Mbuik berdasarkan specimen sweb yang diperiksa di Laboratorium biologi molekuler PCR RSUD Prof. Dr. W.Z.Johannes Kupang yang telah diterima dari Tim Gugus Covid 19 Propinsi NTT itu yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid 19. Jelas dr Suardi yang dikonfirmasi Minggu (25/10/2020) tadi malam

Bacaan Lainnya

“Hasil Swebnya dari Propinsi di kasih ke kita. Hasilnya sudah datang dari dua hari lalu. Hasil Swab itu orangnya positif. Ya positif tapi memang orangnya sehat” Ujar Suardi.

Penangan terhadap Pasien Martha yang dijemput dengan Ambulance dari Puskesmas Busalangga dan jalani karantina di rumah susun Covid 19 di Ne.e Desa Sanggaoen. Ia mengatakan, Pasien tidak mendapat pelayanan kesehatan apapun hanya untuk di isolasi sehingga pihak Kesehatan tidak dilibatkan karena yang bersangkutan dalam kondisi sehat. Tujuan di Isolasi agar tidak terjadi penyebaran pada orang lain.

“Tidak di apa – apain. Cuma di isolasi saja. makanya kita orang kesehatan tidak ikut di situ karena orangnya sehat sehat saja. Isolasi supaya tidak terjangkit pada orang lain. Kalau sakit ya kitalah yang tanganin misalnya batuk atau pilek”. Katanya.

Menurut dr Suardi. Martha yang terkonfirmasi Positif Covid 19 tersebut hanya di Isolasi karena yang bersangktan sehat sehingga paling di berikan Vit C sedangkan obat lainnya tidak. Hal ini sesuai dengan Protap Pemerintah Pusat.

“ Ya memang karantina aja. Hasil positif ya paling distu saja. kalau orangnya sehat ya nggak di apa apakan paling di kasih Vit C saja. itu kan perlu. Nggak dikasih obat apa apa protapnya pusat begitu memang”

Martha Eritha Mbuik yang kemudian di jemput kembali Keluarga karena tidak mendapat pelayanan makan – minum pasien di tempat karantina. Dr Suardi membantah kalau pihaknya tidak ikut dalam penanganan pasien dan tangani adalah pihak Pol. Pamomg Parja Kabupaten Rote Ndao.

“saya kan nggak jaga disitu kan ?. Yang jaga kan dari Pol PP. Kecuali memang ada yang sakit atau PDP maka kitong (kita) yang jaga” Ucap Suardi.

Menjawab soal yang bersangkutan dari tempat Isolasi akibat tidak diberi makan- minum sejak dibawah ke rumah sususn Ne’e 22 – 23 Oktober 2020 hingga pingsan dan dampaknya penyebaran Covid 19 di masyarakat lingkungannya. dr Suardi. Mengatakan, Kalau yang bersangkutan terkonfirmasi Positif Covid 19 namun tidak berpengaruh terhadap kesehatannya artinya Ia memiliki kekebalan tubuh yang kuat hanya ditakutkan dapat menular pada orang lain disekitarnya namun untuk soal ini dirinya tidak bisa berkomentar.

“Kalau positif dan orangnya nggak apa apa artinya orangnya kebal. Cuma takut orang lain yang tidak kebal saja yang terkena ketularan. Tapi nggak berani ngomong lebih” Katanya.

Martha E. Mbuik dan keluarga merasa masalah pihak medis menvonis terkonfirmasi positif Covid 19 atas dirinya adalah rekayasa pihak Medis pada RSUD Baa karena sebagai Pasien penderita Kista yang hendak dalam persiapan jalani operasi tiba-tiba di beritahukan sedang berstatus positif covid 19.

Jelas Martha E Mbuik saat di Konfirmasi pagi ini (26/10/2020) pukul 07: 11 Wita.Martha yang didampingi Suaminya Buce Giri menuturkan kalau mereka merasa pihak RSUD Baa mendisain dan merekaya terkonfirmasi Covid Positif atas dirinya karena Ia divonis terpapar Covid 19 tanpa ada pemeriksaan Spesimen Sweb.

“masa dong bilang beta terkonfirmasi Covid 19 sebelum ada pemeriksaan Sweb sesuai dengan cara cara pemeriksaan untuk mengetahui seseorang positif Covid. Saat itu beta sudah di atas tempat tidur dengan sudah terpasang kateter dan infus dan obat obat yang minta dibeli pun sudah dibawah ke ruang operasi dan hanya menunggu di bawah ke ruang operasi. Tiba tiba diinformasikan kalau operasi tunda karena Covid sehingga harus dibawah ke Rumah susun tempat karantina di Ne,e.” ungkap Martha.

Selanjutnya Kata Martha. Saya di bawah ke tempat Isolasi Ne’e kemudian di biarkan disana hingga malamnya baru diperiksa secara Covid dengan pemeriksaan Sweb lalu dari mana mereka tahu saya Covid sebelumnya ketika saat menunggu di operasi ?. saya dan keluarga mengutuk perlakuan ini bagi saya dan keluarga yang merasa keadaan ini direkayasa. Kita tidak tahu apa tujuan mereka di balik hal ini. Ungkap Marta.

Menurut Martha selama ini dirinya menderita sakit kista dan itu sudah di USG di Poli RSUD Baa sehingga disarankan jalani operasi, tidak ada gejala apapun yang dirinya rasakan seperti gejala gejala yang dialami oleh pasien Covid. Kalau saya terkonfirmasi Covid 19 apa tanpa pemeriksaan Covid dan jika benar maka bagaimana saya dibiarkan sedangkan Covid itu sangat berbahaya menular.

Selain itu selama sebelum di vonis terkonfirmasi Covid 19 pada (17/10/2020) hingga saat ini kami khususnnya di dalam rumah terdapat 9 orang tapi tidak satupun diperiksa atau ada gejala tertular virus tersebut. Apa lagi kalau terkonfirmasi Covid itu hasilnya dari Labotorium di RSUD Kupang jadi sejak kapan specimen Sweb itu dikirim ke Kupang sedangkan saya tidak pernah diperiksa sebelumnya. Jelas Martha penuh sejuta tanda Tanya.

Salah satu keluarga Martha. Mengatakan, pihaknya sebagai masyarakat lemah diperlakukan tidak adil oleh pihak RSUD Baa dan kondisi ini pasti berpengaruh terhadap rasa ketakutan bagi masyarakat untuk datang berobat di RSUD Baa karena ketakutan dengan vonis Covid. Katanya bernada kesal.

Sementara atas pristiwa ini Anggota DPRD asal Partai Hanura Mesak Lonak berjanji akan meminta pertanggungjawaban pemerintah dan pihak Medis pada RSUD Baa melalui Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kab. Rote Ndao.

Wakil Ketua II Satgas Penanganan Covid 19 Kab. Rote Ndao Kapolres Rote Ndao AKBP Felli Hermanto,SIK,M.Si saat dikonfirmasi via telpon selulernya sekitar pukul 13:46 Wita, Kapolres arahkan agar langsung di konfirmasikan hal ini ke Satgas penanganan Covid 19 oleh Pemerintah Rote Ndao.

Selanjutnya. Sekretaris I Satgas penanganan Covid 19 Kab Rote Ndao Drs. Jonas M Selly,MM yang dihubungi sekitar pukul 13:29 Wita dan Kordinator Bidang III Satgas penanganan Covid 19 Kab Rote Ndao Untung Harjito saat di konfirmasi via telp sekitar pukul 10:30 wita keduanya tidak dapat dimintai penjelasannya karena sambungan telpon sedang tidak aktif. ( memo).

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait