Tidak ada Raja, tidak ada NKRI. “Raja tidak berpolitik”

Tidak ada Raja, tidak ada NKRI. “Raja tidak berpolitik”

Rote Ndao – Pena Emas.com
Pengurus pusat Majelis Adat Kerajaan Nusantara PYM. Sultan GN Tabur Kalimantan Timur. H Adji Bachrul Hadie, SH, MBA mengatakan, Manek (Raja) di Kerajaan tidak berpolitik.

Hal ini katakannya usai menghadiri penobatan Manek (Raja) Nusak Termanu di Kabupaten Rote Ndao – Prop. Nusa Tenggara Timur. Jumat (6/12 ) belum lama ini.

Kepada Crew Media, PYM. Sultan. H Adji Bachrul Hadie, SH, MBA menjelaskan, Keberadaan seorang Raja di tengah rakyat itu berarti ada masyarakatnya dan ada budayanya. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan politik, karena ini budaya dan bukan untuk politik.

” Dengan adanya Raja berarti ada masyarakatnya, ada budayanya. ini tidak sangkut pautnya dengan politik, karena ini budaya dan bukan untuk berpolitik” Ujar Sultan GN Tabur Kaltim.

Menurut Sultan, Sebelumnya adanya Pemerintah adanya Raja – Raja. Raja – Raja itulah yang menyatukan kita semua di Nusantara ini dari Sabang sampai Merauke dan Miangnas sampai Rote Ndao. Jadi kalau tidak ada raja dan kerajaan maka tidak ada NKRI.

“Kalau tidak ada raja berarti tidak ada NKRI” Ujar Sultan.

Ia berharap, dengan adanya penobatan Raja Termanu di Rote Ndao ini dapat mengayomi masyarakatnya secara baik, memberi motivasi kepada masyarakatnya yang terbaik dan terciptanya pelestarian budaya, adat tradisi untuk mendorong kemajuan secara umum dan khususnya di Nusak Termanu.

Seperti sebelumnya kepada Media ini Raja Eks Kerajaan Diu. Z. P. Manafe, mengatakan Tugas dan Kewenangan sebagai Manek (Raja) dalam esensinya dengan tugas pemerintahan, Kalau dulu itu Raja memimpin kerajaan tetapi sekarang tidak lagi, tetapi ada sisa sisa budaya yang masih dipertahankan maka melalui jabatan ini sisa budaya yang masih layak dipertahan tetap dipertahankan untuk kemajuan dan pembangunan masyarakat di wilayah Nusak dimana Manek (Raja ) tersebut dinobatkan atau dilantik.

Menurutnya soal perlu adanya adaptasi tugas dan hambatan bagi seorang Raja pada sebuah wilayah Nusak atau Kerajaan Setelah dinobatkan sebagai Raja. Z P. Manafe yang adalah pemangku jabatan Raja Diu ini mengatakan, Sebenarnya dalam jabatan apa saja tentu ada kendala tetapi tergantung kepada pemimpin atau Rajanya bagaimana dia menyesuaikan diri dan bisa belajar untuk menguasai tugas dan kewenangan tanggangjawab yang dia lakukan.

“Terkait dengan itu, Na idealnya seperti itu tapi dalam kondisi kemajuan seperti ini orang bisa belajar” Ujarnya.

Selain itu, Sar Manafe Sapaan akrab Mantan Ketua DPRD Kab. Rote Ndao ini, Mengharapkan dengan dilantiknya Vicoas Amalo sebagai Raja Termanu tentu ada konstribusi positif yang tidak hanya bagi masyarakat di eks Nusak Termanu tetapi Rote Ndao pada umumnya. Tentu sesuai dengan kewenangan yang ada. Tambahnya.

Sementara Manek (Raja) Nusak Termanu Vicoas T. B. Amalo usai dinobatkan menjadi Manek Nusak Termanu menyatakan penobatan dirinya sebagai Manek Nusak Termanu adalah bukan untuk kepentingan Politik tetapi semata mata untuk tujuan melestarikan adat budaya dan tradisi yang ada untuk memajukan kita semua di Rote Ndao. Jelas Manek. Sambil mencontohkan kemajuan Bali karena pelestarian adat budayanya.

Bupati Pengunangan Bintang dari Papua, Constan Oktemka yang hadiri penobatan Raja Termanu. Ia mengatakan, penobatan Raja Nusak Termanu diharapkan, pelestarian Adat budaya yang merupakan kekayaan yang luar biasa dapat memberikan peran kemajuan daerah dari sektor Pariwisata. (memo)

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait